OPINI : Pendidikan Pondok Pesantren Saat Ditengah Pademi Covid-19
(Goresan sederhana seorang santri dalam memenuhi tugas UTS)
Oleh : Amilatun Husna (Mahasiswa UNUGIRI Bojonegoro )
Email : amilaalhusna@gmail.com
OPINI - Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap orang karena pada asalnya manusia dilahirkan dalam kadaan bodoh atau tidak mengetahui sesuatu. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS–CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular Covid-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penangan khusus. Namun sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis. Pada saat ini dunia sedang dilanda musibah besar. Berawal dari suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corana yang sudah terkenal dengan sebutan Covid-19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan-perubahan yang semakin hari semakin menurun, mengawatirkan seluruh isi dunia.
Dunia pesantren juga mengalami keadaan yang sama seperti
diluar, hubungan sosial juga semakin menurun yang menyebabkan interaksi itu
tidak secara berlangsung, seperti contoh seperti dulu sebelum ada Covid-19 sambangan
anak pondok dapat dilakukan dengan tatap muka dan semenjak ada wabah Covid-19
sambangan yang dulunya tatap muka sekarang tidak bisa dilakukan seperti dulu
dan sambangan tersebut dilakukan dengan cara menitipkan barang atau uang ke pos
yang sudah disediakan oleh pondok tersebut, semua telah merasakan dampak virus Covid-19
ini, terutama pada dunia pendidikan. Kita sebagai pelajar/santri harus siap
menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami
perubahan yang sangat drastis akibat virus Covid-19.
Dan pondok pesantren juga sempat dipulangkan karna meledaknya virus Covid-19, akan tetapi
lama kelamaan sejumlah pondok pesantren menjadwalkan para santrinya untuk
kembali ke pondok ditengah pandemi Covid-19. Hal ini juga sangat
dipertimbangkan dengan matang oleh pengasuh pondok pesantren tersebut dan
dengan mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah serta menerapkan
protokol kesehatan yang mesti dipatuhi
ditatanan kenormalan baru (New Normal) ini. Pesantren membuka kembali
kegiatan belajar mengajar dan taklim. Selain itu juga menyampaikan materi
pelajaran kepada santri karena suasana dan kegiatan taklim dipesantren sudah sangat dirindukan oleh para santri.
Dan begitu juga dengan curhatan hati seorang santri – santri yang katanya sudah kangen
ngaji dipondok bareng teman – teman, kangen suasana pondok yang katanya seru
belajar rame – rame, sejak bulan maret 2020 lalu dipulangankan dari pondok
untuk mencegah menyebarnya Covid-19 dan
pada saat itu mendekati bulan ramadhan juga dan akhir nya pembelajaran (ngaos)
diadakan dengan cara jarak jauh/online dari rumah. Di grup Whatsapp (WA) Wali Santri
juga mulai ramai pro kontra sejak pengasuh pesantren menyampaikan surat
pemberitahuaan kembali ke pondok, dan sejumlah kekhawatiran khas orang tua
bermunculan. Apalagi membayangkan anak – anak usia remaja yang dengan sikap
cuek dan terkadang asal, apa bisa mereka
tertip mengikuti protocol kesehatan.
Mereka terbiasa akrap, hidup bersama dan melakukan aktivitas
dengan kebersamaan yang sangat kental selama sekian lama hidup bersama
dipesantren, kadang tukaran sarung, baju, krudung, tukaran alat makan dan
lainya yang semuanya dapat menjadi penyebab penularan Covid-19. Dan kata santri
- santri hadits nya seperti :
خيرالاصØاب من يدلك على
الخير
(sahabat terbaik adalah mereka yang menunjukkan mu jalan
kebaikan), tetapi juga ada wali santri yang lebih merasakan aman jika anaknya
dipondok, anak lebih terkontrol dan serius dalam belajarnya, begitu ujar
sebagian wali santri.
ERA NEW NORMAL
PESANTREN
Penjelasan yang sedikit melengakan dari pengurus pesantren
bahwa mereka akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat kepada santri –
santri, yakni santri yang kembali kepondok diwajibkan membawa hasil rapid tes yang masih berlaku
saat kembali ke pesantren, kembalinya santri pun juga diatur secara bergelombang
tidak boleh bersamaan, wali santri yang mengatar juga dibatasi hanya satu orang
dan harus mamakai masker dan juga tidak boleh lama – lama paling lama 30 menit
sifatnya hanya mengantarkan dan menurunkan anaknya dan langsung pulang,
disamping itu harus mengisi form keterangan bebas covid-19 dan naik kendaraan
pribadi serta suhu badan tidak boleh lebih dari 37,5 derajat. Santri juga
dihimbau untuk mamakai masker dan menjaga jarak, selalu memakai masker, senantiasa
mencuci tangan dan menjaga kebersihan, baik ketika ngaos, kegiatan pondok, maupun
saat beribadah. Saat sudah dipondok santri- santri tidak boleh keluar pondok.
Pesantren yang telah siap melakukan pembelajaran tatap muka
pada saat pandemi sangatlah beresiko. Setiap akan melakukan kegiatan yang
berkerumun seperti hal nya khitobiyah, jam’iyah dziba’, jam’iyah al barzanji, jam’iyah
manaqib setiap tgl 11 hijriyah, jam’iyah burdah, dll juga mengikuti protokol
kesehatan seperti halnya memakai masker vlesel, menjaga jarak, memakai
handsanitizer. Kegiatan dimadrasah diniyah juga masih berjalan dengan baik,
para guru masih tetap aktif masuk dalam kelas dengan memenuhi protokol kesehatan. Rutinitas ngaji
setelah subuh juga berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh
pemerintah, Semua santri mengikuti
kegiatan dipesantren dengan semangat meskipun ditengah – tengah wabah
covid-19 yang membeludak saat ini.
Beberapa sekolah/madrasah formal yang dibawah naugan pondok
pesantren juga melakukan pembelajaran secara daring. Siswa yang tidak mondok
diberi tugas oleh guru dan dikumpulkan pada hari tertentu. Siswa yang berada
dipondok pesantren tidak diperbolehkan membawa alat elektronik seperti HP/ Laptop
keterbatasan tersebut membuat guru berinisiatif masuk kedalam pesantren untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dipondok pesantren
berjalan dengan baik, para siswa berkelombok sesuai kelas masing – masing guru
yang datang biasanya hanya satu atau dua bergantian mengajar dikelas ,
biasannya dengan memberikan soal – soal yang kemudian dikumpulkan sesuai
detlane. Namun pembelajaran metode ini dirasa kurang efektif karena beberapa faktor
seperti keterbatasan orang luar yang bisa masuk kedalam pondok pesantren
mengakibatkan para guru kesusahan untuk menyampaikan materi secara detail
kepada seluruh siswa sedangkan jumlah siswa
dan guru bisa dibilang tidak seimbang. Jadi, guru yang datang biasanya
hanya menyampaikan sedikit materi dan memberikan soal – soal dengan batasan
waktu yang telah ditentukan. Demi mewujudkan pembelajaran tetap berlangsung dengan
baik, sesuai program pendidikan yang diharapkan oleh madrasah, semua pihak bahu
– membahu dan bersama mencari solusi dan strategi demi mewujudkan pendidikan
yang manfaati, bersinergi, dan mbarokahi.
Meskipun banyak kasus, kendala, dan kesulitan saat
pembelajaran daring semoga selalu ada jalan keluar. Selain itu di pesantren
biasanya santri selalu berlatih keilmuannya dengan praktek secara langsung
missal bergantian mengaji, khitobiyah, dan ta’lim sehingga jika memungkinkan
bagi santri sebaiknya di beri tugas melakukan kegiatan tersebut. Karena
kegiatan seperti ini sekaligus untuk melatih keluwesan santri terjun langsung
dan berada di tengah masyarakat, hal ini sebaiknya di terapkan agar para santri
semakin terasah. Namun hal ini namun hal ini tidak boleh tidak boleh mematahkan
semangat pengasuh pondok beserta ustad/ustazahnya dan guru madrasah dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, dan tidak boleh mematahkan semangat para
santri dan siswa dalam belajar, semoga dengan adanya covid-19 tidak akan
mematahkan semangat para pendidik dan itu adalah harapan kita semua. Dibalik
kesedihan seluruh belahan dunia ini kita harus bisa mengambil hikmah dari
pandemi covid-19. Mungkin dengan datangnya covid-19 ini menjadi ujian bagi kita
semua, apakah kita mampu mencerdaskan kehidupan banagsa, mencetak generasi yang
berakhlakul karimah walau dalam kondisi seperti ini. Semoga goresan/curhatan
seorang santri sederhana ini bermanfaat bagi kita semua Aamiin.
Kesimpulan :
Keadaan darurat yang di keluarkan pemerintah Indonesia yang
di sebabkan oleh Covid-19 mengharuskan proses belajar mengajar harus di lakukan
secara daring dan di lakukan di rumah. Dan para santripun juga sempat mengalami
seperti itu dan bagi santripun itu sangat sulit. Karena pembelajaran seperti
ini merupakan jalan terbaik untuk berlangsungnya proses pendidikan. Sebab
pendidikan ialah pilar-pilar peradaban. Majunya Negara bergantung pada majunya
pendidikan.
0 Komentar